Tim teknis manajemen Audit Kasus Stunting (AKS) melakukan rapat evaluasi dan sosialisasi tahap II sebagai upaya dalam menurunkan kasus stunting di Aula Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga dan Keluarga Berncana (Dalduk KB) Kabupaten Blora, Kamis (10/10/2024)
Gelaran Rapat tersebut dihadiri oleh kepala OPD beserta jajarannya, Koordinator Pokja, dan beberapa Pimpinan UPTD Puskesmas wilayah Kabupaten Blora, serta tenaga teknis penanganan stunting lainnya.
Kepala Dinas DaldukKB Blora Achmad Nur Hidayat, S.H, M.Si, M.M. menjelaskan bahwa dalam penanganan kasus stunting di wilayah kabupaten Blora merupakan tugas bersama dan saling berkolaborasi dengan berbagai OPD.
“Ini membutuhkan kolaborasi bersama, tidak ada OPD yang bagus atau yang buruk (dalam penanganan stunting” jelas Kadis Daldukkb
Ia juga berpesan kepada tim UPTD di wilayah kecamatan untuk aktif bersama rekan-rekannya dalam penanganan kasus stunting di wilayah yang dinaungi.
Kemudian, Sekretaris Dinas DaldukKB Blora Joko Budi Heri Santoso memberikan arahan kepada seluruh peserta rapat yang hadir bahwa Audit kasus stunting merupakan proses sistematis untuk mengevaluasi dan memahami permasalahan stunting di suatu daerah.
“Ini mencakup identifikasi faktor penyebab, penilaian efektivitas intervensi, dan pengembangan rencana tindak lanjut untuk mengatasi isu stunting secara komprehensif” jelas Heri Santoso
Lebih Lanjut, dr. Diah Pusparini, MH Kabid Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora menyampaikan data bahwa nilai evalensi Stunting tahun 2021 – 2023 mengalami penurunan,
Di tahun 2022 nilai Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) memperoleh 25,83 dan nilai Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) sejumlah 7.7. Sedangkan ditahun 2024 nilai SSGI 21,2 dan EPPGBM 6,3
Audit kasus stunting adalah identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya, jelas dr. Dias Pusparini
Ia juga menjelaskan beberapa faktor risiko penyebab stunting selain kekurangan gizi juga diantaranya adalah Ibu hamil yang mengalami anemia dan lingkungan dengan paparan asap rokok
(Tim Dinkominfo Blora/NAA)